Kamis, 27 Januari 2011

// // Leave a Comment

THE ARC Chapter 7 : The Novel Begin

Tanggal 21 Januari adalah launching novel pertamaku. Aku sebenarnya tak berharap banyak dari launching novel ini. Karena aku tahu sebagian besar masyarakat Indonesia tak suka membaca. Sebenarnya launching pertama ada di Jakarta. Karena aku tak bisa meninggalkan Bali karena bertepatan dengan upacara di rumahku. Namun itu tak masalah bagi pihak penerbit yang mengerti tentang kondisiku.

2 minggu setelah launching aku sebenarnya menunggu hasil penjualan dari pihak penerbit. Salah satu wakilnya bernama Pak Wahyu, beliau staff pemasaran perusahaan penerbit. Akhirnya beliau menghubungi melalui ponselku. Dan yang benar saja, hasil penjualan berhasil menjual 50.000 buku di Jakarta saja. Tentu bagi seorang penulis hasil yang cukup bagus mengingat aku merupakan debut pertamaku menjadi seorang penulis.

Semakin hari penjualan dari buku novel pertamaku semakin menunjukan grafik yang meningkat. Tidak hanya di Jakarta bahkan sampai luar Jakarta juga menunjukan hasil yan positif. Aku tak menyangka cerita “The ARC” ternyata sangat disukai kalangan remaja menurut survey dari pihak penerbit sendiri. Dari hasil penjualan aku juga mendapatkan fee yang lumayan. Tentu saja hasil jerih payahku tak akan pakai untuk hal-hal yang tidak perlu, aku ingin membahagiakan orang tuaku dengan memperbaiki rumahku yang rusak. Memang Rumahku sudah sangat kuno. Dan terkahir kali di renovasi 20 tahun yang lalu. Atap yang jebol, keramik yang retak membuatku berkeinginan merenovasinya.

1 bulan kemudian aku menerima undangan dari pihak Radio Swasta di Jakarta. Mereka ingin aku on air sebagai tamu di sana untuk membahas novelku yang cukup terkenal di Jakarta. Tentu saja ini kesempatan bagus bagiku untuk sharing lebih banyak kepada mereka tentang novelku. Ini sungguh tak kukira sebelumnya, antusias ata terbitnya novelku sungguh luar biasa.

Dalam waktu yang singkat novelku terjual hampir tiga ratus ribu buku dalam waktu 6 bulan diseluruh Indonesia. Tentu saja fee yang aku dapat cukup untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari. Kesibukanku juga makin banyak dengan adanya acara-acara di radio dengan aku sebagai bintang tamunya. Tentu itu bukan radio di Bali saja, aku harus (terpaksa) menjelajahi radio do luar bali seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, bahkan sampai Palembang. Ternyata sangat melelahkan dengan semua aktivitasku yang di luar dugaan ini.

Semakin hari, semakin padat kesibukanku. Hingga aku lupa waktu untuk istirahat atau berlibur paling tidak. Hingga akhirnya tubuhku tak mampu lagi menahan rasa lelah yang menghinggapi yang mengakibatkan aku harus dirawat di rumah sakit akibat kelelahan dan anemia. Sebenarnya Pak Wahyu sudah berulang kali menasihati aku tentang kesibukanku, namun mungkin karena semangatku yang tinggi hingga aku sampai lupa untuk memikirkan diri sendiri. Memang benar kata orang apapun yang berlebihan selalu tak baik (termasuk kelebihan semangat).

Sudah 2 hari aku dirawat di rumah sakit. Sepertinya rumah sakit ini sayang padaku sampai-sampai aku tak boleh pulang. Kata dokter beliau ingin memastikan keadaanku benar-benar pulih ditambah lagi aku terkena anemia, sehingga aku harus dirawat cukup intensif. Tiba-tiba pintu ruanganku dirawat terbuka. Ternyata Gery datang menjengukku bersama istrinya Winda. Ya kini Gery telah menikah dengan Winda (mereka sudah pacaran dari SMP kelas 3) waktu itu aku tak sempat datang ke perkawinannya akibat kesibukanku. Aku benar-benar malu.

“gimana keadaan loe Ric?? Sory ya gue baru tahu karang loe di RS..” katanya.

“Gak apa Ger,, sory juga ya ague gak datang pas loe merried, gue bener-bener malu sama loe..” kataku.

“nyante ja sob,, gue ngerti.. lo kan sudah kayak artis karang, jadi pasti bakal sibuk,, hehehehe” kata Gery.

“ada aja loe.. gue masih demen jadi orang biasa aja.. loe liat sendiri keadaan gue Ger, udah gak berdaya di rumah sakit…” kataku.

“Nah tuh dia kesempatan loe buat istirahat.. Kan bagus loe ditemenin suster-suster yang cantik.. siapa tahu loe bias kacantol sama salah satu susternya.. wkakaakakaakakak” guraunya.

“ada aja loe Ger.. bener juga sieh… asal gak Suster Ngesot aja yang demen ama gue.. heheheeh” kataku.

Kita banyak bercanda sampe-sampe aku dibuatnya tertawa terbahak-bahak. Memang beruntung aku memilki sahabat seperti Gery di saat aku sakit seperti ini. Paling tidak dia buat aku tidak jenuh dan bosan di rumah sakit.

Akhirnya setelah hampir satu minggu aku bisa keluar dari Rumah Sakit yang membosankan. Dari pengalaman itu aku mulai memilah-milah kesibukan yang aku ambil. Ya sekarang aku mengerti pentingnya arti KESEHATAN. Kalau tidak sehat bagaimana buat kerja???

Hari ini aku akan menghadiri pesta pembukaan Mall terbaru di Surabaya. Ya karena perusahaan penerbitku pemiliknya juga seorang pengusaha ritel yang cukup terkenal di kalangan pengusaha. Untungnya kali ini badanku bisa fit hari ini, jarang-jarang aku bisa menghadiri pesta semewah ini. Dipenuhi makanan enak, wanita yang cantik-cantik (bahkan ada artis Julia Perez) sungguh sangat menggoda (menggoda iman sih). Sejenak aku terpukau dengan semua yang ada, tanpa sadar Pak Wahyu membuyarkan rasa terpukauku.

“Hay Ric, (sambil menepukan tangannya di pundakku)”

“Aduh Pak Wahyu nie bikin kaget saja, Ada apa Pak sampai bkin saya kaget??” tanyaku.

“Gak.. saya cuma pengen mengenalkan pada Pak Eric salah satu penulis novel dari penerbit kita juga…” kata Pak Wahyu.

Lalu Pak Wahyu memanggil orang tersebut. Ternyata seseorang wanita yang sangat cantik.

“Nah ini dia penulis yang aku ceritakan padamu Yin…” kata Pak Wahyu.

“Ohh ini??? Perkenalkan nama saya Megita Suryawati panggil saja Ayin biar lebih akrab” kata Wanita terebut.

Siapa sebenarnya Ayin???



To Be continue,,,,,,,,,
Read More

Rabu, 12 Januari 2011

// // Leave a Comment

The ARC chapter 6: New Year, New Life

Akhirnya Tahun 2011 datang. Banyak yang berdoa dan berharap pergantian dari 2010 ke 2011 bisa memberikan harapan baru bagi semua manusia. Namun, itu tak berlaku bagiku yang harus tetap menjaga warnet saat tahun baru. Memang perayaan tahun baru tak ada yang bekesan bagiku. Semua aku anggap biasa saja.

Banyak problem yang harus aku hadapi, mungkin itu yang membuat aku tidak bisa senang. Aku harus menghadapi tuntuan orang tuaku yang menyuruhku kuliah tahun 2011 ini. Sebenarnya bukan aku tidak mau kuliah. Aku hanya bingung harus masuk kuliah dimana dan mengambil fakultas apa. Ya Ayah dan Ibuku sedang memberi “Ultimatum” padaku. Jika aku tak memberi kepastian hingga pendaftaran Perguruan Tinggi dibuka maka aku tak mendapat dana untuk kuliah. Ya ampun sudah seperti Rafael Benitez pelatih Inter Milan yang dipecat oleh Presiden Inter Milan Massimo Morrati walaupun Benitez berhasil membawa Inter Milan memenangkan Piala Dunia Antar Club di Qatar (sebenernya ada hubungan Cerpen ini dengan sepak bola?? Sory gak ngambung.. hehehehe).

Sebenarnya sudah lama aku memikirkan akan kuliah dimana. Pada waktu SMA aku memilih jurusan IPA jadi aku punya peluang masuk kedokteran. Tapi untuk menjadi dokter harus ikut spesialis biayanya pasti mahal dan lama karena butuh waktu hampir 6 tahun, jujur saja aku bukan tipe orang suka belajar. Ada lagi opsi lain, menjadi Guru, namun sayang aku tak punya bakat dalam mengajari orang.

Tahun 2010 adalah tahun terkelam aku. Putus dengan orang yang sangat kucintai karena dia selingkuh dan hingga saat ini aku tak bisa melupakan moment terburuk itu. Sulit memang itu melupakan orang yang terlanjur dalam di hati. Kemudian aku bekerja di Warnet. Aku sangat senang bekerja di warnet, bos yang baik, tempat kerja yang nyaman membuatku betah, walau gajinya tak seberapa. Ya sisi deritanya dan sisi bahagianya.

Hari ini aku akan berencana mengirim cerpenku di sebuah koran. Ya membuat cerpen lalu mengirimnya merupakan perkejaan sambilan bagiku hitung-hitung sebagai “wadah” hobiku yaitu menulis. Selain cerpen aku juga bisa membuat puisi. Memang semuanya puisi cinta dan kebanyakan tentang pengalaman pribadiku. Hanya dengan menulis aku bisa mengeluarkan isi hatiku. Aku mengirim cerpenku kebanyakan dalam bentuk email, karena memang lebih praktis dan efisien. Hasilnya yang didapat juga lumayan, walau masih jauh dari gajiku sebagai kasir di warnet.

Suatu hari ada perlombaan menulis cerita cinta yang diadakan di sebuah situs perusahaan penerbit nasional. Kebetulan aku punya File seperti novel yang baru jadi di komputer server di Warnet. Tanpa pikir panjang aku mengeprint lalu mengirimnya ke lomba tersebut. Judul cerpen tersebut ada The ARC. Ya ARC sendiri kepanjangan dari “Aku dan Rumah Cinta” sebenarnya itu judulnya yang buru-buru aku buat karena tak ada judul yang cocok di kepalaku. Aku tak berharap aku bisa memenangkan lomba ini, justru aku menganggap ini sebuah perjudian. Biarlah bagaimana hasilnya aku tak terlalu berpikir.

Selang beberapa minggu kemudian akhirnya hasil lomba tersebut keluar. Aku ternyata menduduki peringkat ketiga dalam lomba tersebut. Sungguh hasil yang mengembirakan karena itu semua hanya “perjudian”, kemudian ada yang menelepon ponselku.

“Halo selamat siang, apakah ini Eric Dharmasastra??”

“Ya siang, dengan saya sendiri.. ini siapa???” Jawabku.

“Kami dari penerbit dari situs bukunovel.com kami tertarik dengan cerita yang anda kirim ke kami. Bisakah kita menggelar janji untuk bertemu???”

Sontak aku kaget mendengar hal tersebut. Aku tak menyangka akan dihubungi penerbit atas cerita yang pernah aku kirim.

Akhirnya aku bertemu dengan perwakilan penerbit yang ada di Bali. Kita pun melakuan ksepekatan dan nilai kontrak serta fee yang di dapat dari hasil penjualan Novel tersebut. Aku tak menyangka akan bisa menjadi penulis novel walaupun aku tak punya basic pendidikan sastra.

Walaupun aku menjadi penulis resmi dan terikat kontrak dengan perusahaan penerbit tersebut, aku masih melanjutkan pekerjaan sebagai kasir di Warnet. Novelku akan terbit pada buan maret mendatang. Aku cuma berharap bisa diterima oleh semua kalangan. Ya aku harap semua dapat berjalan lancar.



To be qontinue…
Read More

Selasa, 04 Januari 2011

// // Leave a Comment

Chapter 5 : The “Funny” Love

Sudah 6 bulan aku bekerja di warnet. Ya pengelaman yang sangat menyenangkan dan menyedihkan juga ada. Tapi selama 6 bulan itu kisah cintaku dengan beberapa wanita tidak selama aku bekerja di warnet. Kenapa?? Aku juga tidak tahu jika ditanya hal ini. Tapi tidak bagus juga jika aku memaksakan hubungan dengan wanita-wanita tersebut. Bisa “menyiksa” diri jika seperti itu.

Setelah bekerja di warnet aku pernah menjalin hubungan dengan 2 orang wanita sebut saja nama mereka Nia dan Feny. Mereka adalah wanita yang pernah menjadi pcarku setelah aku bekerja di warnet.

Pertama adalah Nia, dia adalah wanita asal Bandung. Umurnya 2 tahun di atasku (Sekitar 23 tahun) dia bekerja di sebuah perusahan travel di Kuta. Ya kalau dari segi face wahhh mantab!! Tahukan gadis-gadis Bandung emang TOP habiss, wajah yang cantik, tubuh seksi, kulit putih mungkin akan membuat mata para lelaki tak akan berhenti menatapnya. Aku dan Nia pertama kali berkenalan di warnet tempat aku bekerja. Waktu itu dia meminta tolong padaku untuk membantunya membuat akun Facebook. Dari situlah aku berkenalan dengannya dan dari sanalah aku semakin dekat dengannya. 3 hari kenalan aku langsung “menembaknya” dan dia pun menerimaku sebagai pacarnya. Selama aku menjadi pacarnya aku semakin mengetahui kehidupannya. Ternyata Nia sangat suka dugem, pernah suatu ketika dia mengajakku ke Salah satu diskotik yang ada di daerah Kuta. Sumpah itu kali pertama aku masuk diskotik, sangat ramai orang mendengarkan musik sambil menari-menari gak jelas. Ya ampun ini buat aku pusing, pusing dan pusing. Melihat tersebut Nia langsung mengajak aku menikmati alunan musik yang dimainkan DJ. Ya ampun, seksi banget Nia, ya Tuhan kuatkan imamku ini.

Sejak aku berpacaran dengan Nia hampir setiap hari dia mengajakku dugem. Awalnya aku menikmatinya, lama kelamaan aku sadari kondisi tubuhku mulai tidak membaik. Seringnya aku begadang dan pulang pagi membuat kondisi fisikku jatuh. Tak hayal aku pun jatuh sakit selama 1 minggu di rumah dan tak melakukan apapun. Nia sempat menjengukku beberapa kali. Namun pada hari ketujuh dia tak lagi menjengukku. Tampaknya dia sibuk dugem dengan teman-temannya. Sempat aku berpikir jika aku terus menjali hubungan dengannya bisa-bisa aku akan seperti ini terus. Hingga suatu ketika aku sempatkan bertemu dengannya di rumah lalu aku meminta putus baik-baik padanya. Awalnya dia marah besar dan sampat memukulku. Lalu aku mengatakan “Kayaknya hidup kita sangat berbeda Nia. Jujur aku tak bisa menjali ini semua. Aku harap dengan kita Akhiri ini, mungkin bisa membuat kita menjadi lebih baik….” Ya awalnya dia marah dan memaki aku, tapi memang tak bisa dilanjutkan mau gimana?? Walau aku merasa dia ada dendam padaku, namun aku berusaha untuk selalu baik padanya.

Kedua adalah Feny. Dia berasal dari Singaraja. Umurnya 17 tahun dan masih SMA kelas 2 di Sekolah Negeri yang terkenal di Denpasar. Wajah manis dan cantik. Tapi dia agak pendek, namun karena itulah dia keliatan imut dan lucu. Aku berkenalan dengan Feny sebenarnya tidak sengaja. Waktu itu ada kondangan di rumah Kevin dan kebetulan aku diundang dalam acara tersebut. Kemudian si Kevin mengenalkan aku pada Feny, lalu kemudian aku dan Feny cepat akrab. Pulang dari kondangan tersebut aku dan Feny saling menukar nomor Handphone. Ternyata Feny wanita yang sangat lembut dan polos. Itulah yang membuatku jatuh cinta padanya. Selang beberapa minggu sejak aku dan Feny bertemu aku pun langsung mengutarakan perasaanku padanya. Dia pun menanggapinya dan menerimaku menjadi kekasihnya.

Sejak itu aku dan Feny resmi sebagai kekasih. Aku sangat menikmati hubunganku dengan Feny. Feny sungguh perhatian padaku. Dia setiap hari meneleponku. Setiap jam, setiap menit, setiap detik ada SMS dan telepon Dari Feny. Awalnya aku menikmatinya. Tapi aku lama-kelamaan aku terganggu. Bagaimana tidak, setiap hari dia SMS dan telepon, jika tak aku tanggapi dia akan marah-marah padaku seharian. Ya sifat Feny memang sangat emosional, namun aku berusaha untuk mengalah agar tak menambah perkara baru lagi. Ya cukup melelahkan. Akhirnya aku pun tak mampu mempertahankan hubunganku dengan Feny. Puncaknya saat Feny berkunjung ke rumahku dia membawakan aku makanan nasi goreng. Aku sebelumnya sudah mengatakan pada Feny bahwa aku telah makan. Namun ia memaksa memberikan nasi goreng tersebut. Aku pun menolaknya, kemudian dia kesal dan langsung pergi begitu saja, dan di SMS dia pun memaki aku dan akhirnya putus. Sebenarnya wajar gak seih Nasi goreng penyebab putus??

Setelah putus dengan Feny aku akhirnya jomblo. Sepertinya dunia ini sangat sulit mencari wanita yang benar-benar mencintaiku?? Ya aku sekarang sangat menikmati masa-masa “sendiri” ini dengan santai. Aku yakin Tuhan akan memberikan aku wanita yang kelak menjadi jodohku. Walaupun aku tak tahu kapan harus menunggu.

To be continue


Read More
// // 1 comment

THE ARC Chapter 4: Not Haven't

Aku punya kisah seorang teman, mungkin kisah cintanya terlalu biasa buat kalian semua. Tapi ini memang apa adanya. Sebut saja temanku ini Wicaksono, panggilan akrabnya Wicak. Dia juga merupakan salah satu pegawai Warnet tempat aku bekerja, namun dia ditempatkan dalam cabang di daerah Denpasar Barat. Pertama kali dia bekerja di sini aku diminta tolong untuk mengajarkan pembukuan serta sistem biiling internet.

Orangnya kalau dari segi Face lumayan. Tingginya hampir sama denganku cuma dia sedikit lebih tinggi. Terus gaya rambutnya biasa saja. Mungkin bagi sebagian wanita dia lelaki yang biasa. Tapi setelah aku mendengar kisahnya aku jadi merasakan rasa menjadi seperti dia. Dan kisahnya mungkin akan membuat kalian seolah tak akan mempercayai cinta dan takdir.

6 tahun yang lalu Wicak masih bersekolah di SMK Negeri 4 Denpasar. Sekolah tersebut memang mayoritas kalangan wanita. Bisa dibilang lelaki disana sangat langka (Emang kayak spesies langka aja????) dan Wicak masuk jurusan Tata Boga disana (Pinter masak ya??) dan dia sekolah disana karena Terpaksa (Katanya).

Semenjak Wicak bersekolah disana dia memang lebih senang berteman dengan wanita. Bukanya tak mau berteman dengan cowok, tapi apa dikata hanya ada wanita saja dipandangan dia. Hal itu lah membuat Wicak malas mencari wanita, mungkin karena pemandangan hanya ada wanita saja (Kalau aku jadi kamu wahhh kenyang aku lihat wanita aja). Suatu hari Wicak pernah berkenalan dengan seorang wanita. Ya sebut saja wanita itu Ratna, dia merupakan murid dari Akademi Bidan di Denpasar. Wicak pun berkenalan dengan wanita tersebut dan mereka pun bertukaran numb HP. Sejak perkenalan itu hubungan mereka pun makin dekat dan dekat. Pada suatu hari Wicak memberanikan “menembak” Ratna dan tanpa ragu Ratna pun menerima Wicak sebagai kekasihnya.

Sejak itu Wicak pun menjalin kasih dengan Ratna. Ratna memang wanita yang baik dan ramah. Mereka pun melewati masa-masa indah dan tanpa terasa 4 tahun mereka menjalin kasih. Kemudian suatu yang mengejutkan terjadi. Ratna akan segera dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Wicak yang mendengar hal tersebut seperti tersambar petir. Bagaimana tidak, hubungan yang selama ini mereka jalani akan berakhir begitu saja. Memang ini menjadi keputusan yang sulit bagi Wicak. Di satu sisi dia tak ingin berpisah dengan Ratna, tapi di sisi lain dia tak bisa melawan keputusan orang tuanya. Kemudian Wicak pun berusaha menemui orang tua Ratna. Memang Wicak dan Ratna tidak mendapat restu dari orang tua Ratna.

“Bapak, Ibu saya sangat mencintai Ratna. Saya tahu saya masih kuliah dan saat ini tak mempunyai apa-apa. Namun berkenanlah Merestui hubungan saya dengan Ratna, hanya itu yang saya ingin sampaikan kepada bapak dan ibu.” mohon Wicak.

“Saya hargai keberanian nak Wicak datang kemari untuk menyampaikan hal ini. Tapi maaf saya tidak bisa. Saya hanya ingin melihat anak saya bahagia. Saya yakin pilihan kami selaku orang tua Ratna masih terbaik..”kata Ayah Ratna.

Mendengar hal itu Wicak langsung pergi dan itulah dia memutuskan tali kasihnya dengan Ratna. Memang menyakitkan jika hubungan harus diakhiri seperti ini.

Beberapa hari kemudian Wicak masih tak lagi menghubungi Ratna. Wicak berharap Ratna bisa melupakannya meskipun itu sangat menyakitkan bagi Wicak. Pada malam hujan pun datang, disertai petir dan angin. Rumah Wicak memang sepi karena orang tuanya sedang menghadiri undangan. Tiba-tiba terdengar suara pintu “tok-tok….” dari luar. Kemudian Wicak pun bergegas membukakan pintu. Tanpa diduga ternyata Ratna yang berdiri di depan pintu.

“Ratna????? Kenapa kamu kemari???” tanya Wicak.

“Aku tidak ingin berpisah denganmu Cak… Aku mencintaimu…” jawab Ratna.

Wicak pun langsung memeluk Ratna dengan erat dan Ratna pun menangis saat itu. Hujan yang turun seperti tangisan cinta mereka berdua. Butiran yang jatuh pertanda cinta mereka tak terbatas.

Ratna akhirnya menginap di rumah Wicak. Kemudian Ratna pun bermaksud ingin lari bersama Wicak. Namun Wicak menolaknya, karena Wicak tak ingin terjadi masalah yang pada akhirnya bisa merumitkan semua. Dengan segala upaya akhirnya Wicak mampu meyakinkan Ratna dan mengantarnya pulang kerumah. Berat rasanya melihat orang yang dicintai pada akhirnya tak bisa dimiliki. Apakah ini cinta mempunyai sebuah batas???Sejak itu Wicak pun tak pernah bertemu dengan Ratna. Dengar-dengar Ratna menikah di Surabaya dengan seorang calon dokter muda. Wicak pun hanya bisa tersenyum mendengar hal itu.

Yah memang semua kisah terkadang tak berakhir dengan “Happy Ending” tapi patut disyukuri bahwa cinta bisa memberi pelajaran yang berarti. Wicak pun mendapat pelajaran bahwa cinta tak selamanya bisa dimiliki. Karena pasti ada batas yang tak akan mampu dilalui. Tapi tampaknya Wicak mengetahui kesungguhan cinta Ratna dan arti Wicak bagi Ratna. Suatu hari di Wicak pernah pergi ke Toko buku. Kemudian tanpa sengaja Wicak bertemu dengan Ratna disana. “Hai Ratna…” sapa Wicak. “Wicak????” kata Ratna. Mereka pun bertemu dan mengobrol. Ternyata setelah sekian lama tak bertemu Ratna memiliki seorang anak dan namanya sama dengan Wicak. Wicak pun kaget mendengar hal itu.

“Aku menamai anak ini sama denganmu Cak. Karena kamu kan selalu di Hatiku…” kata Ratna.

“Terima kasih Ratna. Yahhh mungkin di Kehidupan sekarang kita belum berjodoh, tapi aku yakin dikehidupan yang lain kita pasti menyatu.” kata Wicak.

Memang Cinta kadang bisa mengajarkan orang untuk bisa mengerti dan menyadari bahwa cinta tak selamanya indah. Wicak menyadari hal itu dan dia akan tetap mencari cinta walau itu sangat sulit. Karena ia percaya Tuhan akan selalu memberi yang terbaik pada umatnya.



To be Continue…
Read More
// // Leave a Comment

The ARC Chapter 3: Love Is??????

Hari ini perkejaan seperti biasa. Aku yang mendapat shift pagi harus mengambil tugas menyapu, mengepel, membersihkan kaca, membanten (seperti menghaturkan sesajen dalam umat Hindu) dan tidak ketinggalan memeriksa pembukuan. Setelah selesai itu semua, aku pun OL sambil membuka data-data yang simpan di komputer. Ada suatu yang terduga, data-data yang aku simpan hilang tak bersisa. Aku periksa di reycle bin kosong melompong. Ya ampun, padahal data-data yang ada di folder tuh penting banget.

Aku lemas tak berdaya, bukan karena tak sarapan dan minum, tapi karena data-data folder yang hilang tanpa bekas. Padahal isinya data-data ketikan cerpen yang aku simpan buat koleksi dan beberapa lagu yang aku susah dapatin termasuk foto-foto aku bersama teman-teman. Bagaimana aku kan mendapatkan lagi data-dataku yang hilang??? Di saat kebingungan dan kegalauanku datang lah temanku bernama Depo. Dia adalah pegawai freelance di Warnet yang aku kerja sekarang. Dia datang Cuma untuk bertanya besok siapa yang jaga sore.

“Hey Bro…??” kata Depo.

“Kenapa???” kataku.

“What’s Up Bro.. cemberut aja..” kata Depo.

“kamu tahu siapa yang menghapus dataku di komputer yang biasa semua penjaga pake ngenet??” kataku.

“Wahh aku gak tahu, bahkan aku gak pernah hapus-hapus data gitu. Mungkin yang main di sini yang biasa menghapus gitu…emang kenapa??” kata Depo.

“Ohhh gitu… data-data aku kehapus and aku periksa di reycle juga udah kosong melompong. Padahal penting banget data-data tuh…” kataku.

“Ohh gtu gampang aku punya software di flashdisk yang bisa mencari data yang udah kehapus bahkan yang udah hilang di reycle bin sekalipun. Kamu mau aku bantu..” kata Depo.

“Sungguh?????” kataku.

Depo membantuku sambil dia membuka FB. Ternyata dia punya banyak temen cantik di Fbnya. Berkat dialah akhirnya data-data aku yang hilang selamat (walaupun tidak semua). Terima kasih Tuhan.

Aku dan Depo pun saling mengobrol. Banyak juga yang kita bicarakan, dari masalah umum sampai masalah pribadi. Dia pun mengaku banyak mempunyai mantan kekasih, katanya sieh lebih dari 10. Wahh banyak juga ya. Dia pun menunjukan mantan-mantannya di FB. Aku pun cuma bisa melotot saja. Semua mantannya berparas menarik dan cantik. Ya ampun padahal dia tuh wajahnya pas-pasan. Masih gantengan aku (he he he he sombong dikit gak kenapa kan?). Aku dengarkan semua cerita tentang mantannya, bagaimana bisa jadian, bagaimana bisa putus, dan yang paling berkesan. Sepertinya aku harus belajar dari dia bagaimana menjalani hidup tanpa bayang-bayang mantan kekasih. Bagaimana pun juga aku tak bisa hidup kalau hanya terus mengingat masa lalu.

Besoknya aku terus berpikir tentang yang diceritakan Depo padaku. Aku harus berusaha membuka hatiku pada wanita lain. Kalau aku hanya berpikir tentang masa lalu kapan aku majunya,yang ada malah mundur melulu. Tapi yang namanya proses memang lama, harus nunggu yang pas buat hatiku. Di saat aku mulai berpikir tentang CINTA, tiba-tiba ada seorang wanita cantik dan aduhai menuju warnet. Cantik juga ya?? Kira-kira dia sudah ada yang punya???

“Ada yang kosong gak?? Aku mau ngenet” kata Wanita tersebut.

“Ada kok banyak, pilih aja yang kamu suka..” jawabku.

Dia pun menuju bilik nomber 1 tidak jauh dari tempat operatur bahkan bersebelahan. Aku pun sedikit mengintip dan mencuri pandang. Tak lama dia bermain internet dia pun langsung bergegas pergi.

“Berapa???” tanya Wanita tersebut.

“Rp. 2.000,00 aja..” jawabku.

Dia pun menyerah selembar kertas Rp.2.000,00 untuk membayar internet dengan ucapan terima kasih. Yang dipikiranku andai saja aku mendapatkan wanita secantik itu. Ternyata Tuhan telah memberi jalan bagiku untuk aku memiliki cinta. Thank God.


Read More