Minggu, 14 November 2010

// // Leave a Comment

THE ARC Chapter 2 : My Way

Pekerjaan di warnet ternyata cukup menyenangkan. Apa lagi aku bisa Online setiap hari. Jika warnet sedang sepi aku sempatkan membuka FB. Ya paling hanya meng-update status saja. Aku rasa aku sudah cukup nyaman dengan perkerjaan ini. Aku sungguh beruntung di tempat kerjaku sekarang BOS (Sapa saja namanya Pak Uki tapi aku seih manggilnya BOS) baik sekali terhadapku. Tapi sayang BOSku ini agak sedikit hang jika masalah uang. Matematika berantakan banget coba kalian pikir dia udah kepala 3 (Bahkan lulus S1) tidak tahu perkalian sama sekali. Jika sudah masalah menghitung minuman di warnet pastilah aku disuruh. Tapi dia baik sekali terhadap pegawai-pegawainya. Ketika dia datang dari luar kota (Aku tidak tahu BOS ngapaen aja di luar kota) selalu memberikan oleh-oleh. Terakhir kali BOS memberikan tape sebagai oleh-oleh dari Jawa. Ternyata memang beda tape yang ada di Bali dengan yang ada di Jawa, rasanya lebih manis and legit. Kalau seperti ini terus ingin berdoa supaya di BOS keluar kota lebih sering lagi (He he he he he). Dibalik rasa suka pekerjaanku yang sekarang ternyata ada juga beberapa dukanya. Misalnya kalau uang yang masuk tidak sesuai dengan pembukuan. Kalau sudah begini ya aku harus menutupi kekurangan tersebut. Ya kalau kurang 1.000 atau 2.000 rupiah tak masalah, tapi kalau lebih dari 10.000 terpaksa kas bon dulu.



Pertama kali aku berpikir bekerja di warnet aku kira tak mendapatkan pengalaman yang berarti. Tapi itu salah, aku bisa belajar keuangan di sini. BOSku cukup pintar dalam menyiapakan sistem pembukuan. Bukan cuma itu aku bisa belajar komputer dengan lebih baik. Aku juga bisa belajar berinternet walaupun sering Fban (he he he he). Ternyata apapun pekerjaannya janganlah memandang sebelah mata. Semua pekerjaan pasti akan berguna pengalamannya suatu saat nanti.



Sepertinya ini jalan aku dalam menempuh hidupku. Masa lalu terkadang membuat aku terpincang-pincang dalam menjalani hidup. Kerja di warnet ternyata banyak aku bisa aku dapatkan. Aku menjadi mendapatkan teman-teman baru, gak jarang kenalan cewek baru (he he he he). Tapi dari beberapa kenalan cewek ada yang membuat aku sedikit berdebar-debar. Dia adalah Claudia. Dia masih SMA kelas 2 tapi dia manis dan murah senyum. Dia sering main ke warnet buat FBan dan kadang-kadang buat tugas sekolahnya. Semakin aku mengenalnya kita pun bertukar nomor HP masing-masing. Ternyata dia anaknya gokil habis, aku sering di buat tertawa dengan bercandaannya. Jika dipikir-pikir aku sudah lama tak seperti ini sejak aku putus dari Ayu. Aku berpikir sepertinya aku tak akan lagi mencinta. Ternyata itu salah, aku mulai merasakan benih-benih cinta dari Claudia. Apakah ini artinya aku harus menjalin hubungan lagi??



Namun itu hanya angan-angan suatu hari aku melihat Claudia bersama seorang lelaki (Cowok) datang ke warnet. Mereka berdua duduk di paling pojokan. Aku pun sering ke pojokan untuk melihat mereka sedang berbuat apa sekalian bersih-bersih. Ternyata intip mengintip mereka “Kissing”. Langsung berkumandang lagu Dewa yang berjudul Pupus di hatiku. Ternyata itu pacarnya Claudia (Mungkin). Seketika aku pun tak jatuh hati lagi padanya.



Ternyata memang ini jalan hidupku. Ya bekerja dan bekerja saja. Kalau memikirkan “wanita” memang selalu menghabiskan waktu. Ibu berkata “Jodoh gak kemana Ric”. Ayahku berkata “Jodoh gak kemana Ric”. Temenku Gery juga berkata “ Jodoh gak kemana Ric”. Kenapa yang mereka katakan sama padaku?? Terkadang aku berpikir kata mereka ada benarnya juga. Kalau jodoh gak kemana lalu jodoh ada dimana?? Pertanyaan yang selalu timbul dalam hatiku.



to be continue...

0 komentar:

Posting Komentar