Kamis, 27 Januari 2011

// // Leave a Comment

THE ARC Chapter 7 : The Novel Begin

Tanggal 21 Januari adalah launching novel pertamaku. Aku sebenarnya tak berharap banyak dari launching novel ini. Karena aku tahu sebagian besar masyarakat Indonesia tak suka membaca. Sebenarnya launching pertama ada di Jakarta. Karena aku tak bisa meninggalkan Bali karena bertepatan dengan upacara di rumahku. Namun itu tak masalah bagi pihak penerbit yang mengerti tentang kondisiku.

2 minggu setelah launching aku sebenarnya menunggu hasil penjualan dari pihak penerbit. Salah satu wakilnya bernama Pak Wahyu, beliau staff pemasaran perusahaan penerbit. Akhirnya beliau menghubungi melalui ponselku. Dan yang benar saja, hasil penjualan berhasil menjual 50.000 buku di Jakarta saja. Tentu bagi seorang penulis hasil yang cukup bagus mengingat aku merupakan debut pertamaku menjadi seorang penulis.

Semakin hari penjualan dari buku novel pertamaku semakin menunjukan grafik yang meningkat. Tidak hanya di Jakarta bahkan sampai luar Jakarta juga menunjukan hasil yan positif. Aku tak menyangka cerita “The ARC” ternyata sangat disukai kalangan remaja menurut survey dari pihak penerbit sendiri. Dari hasil penjualan aku juga mendapatkan fee yang lumayan. Tentu saja hasil jerih payahku tak akan pakai untuk hal-hal yang tidak perlu, aku ingin membahagiakan orang tuaku dengan memperbaiki rumahku yang rusak. Memang Rumahku sudah sangat kuno. Dan terkahir kali di renovasi 20 tahun yang lalu. Atap yang jebol, keramik yang retak membuatku berkeinginan merenovasinya.

1 bulan kemudian aku menerima undangan dari pihak Radio Swasta di Jakarta. Mereka ingin aku on air sebagai tamu di sana untuk membahas novelku yang cukup terkenal di Jakarta. Tentu saja ini kesempatan bagus bagiku untuk sharing lebih banyak kepada mereka tentang novelku. Ini sungguh tak kukira sebelumnya, antusias ata terbitnya novelku sungguh luar biasa.

Dalam waktu yang singkat novelku terjual hampir tiga ratus ribu buku dalam waktu 6 bulan diseluruh Indonesia. Tentu saja fee yang aku dapat cukup untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari. Kesibukanku juga makin banyak dengan adanya acara-acara di radio dengan aku sebagai bintang tamunya. Tentu itu bukan radio di Bali saja, aku harus (terpaksa) menjelajahi radio do luar bali seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, bahkan sampai Palembang. Ternyata sangat melelahkan dengan semua aktivitasku yang di luar dugaan ini.

Semakin hari, semakin padat kesibukanku. Hingga aku lupa waktu untuk istirahat atau berlibur paling tidak. Hingga akhirnya tubuhku tak mampu lagi menahan rasa lelah yang menghinggapi yang mengakibatkan aku harus dirawat di rumah sakit akibat kelelahan dan anemia. Sebenarnya Pak Wahyu sudah berulang kali menasihati aku tentang kesibukanku, namun mungkin karena semangatku yang tinggi hingga aku sampai lupa untuk memikirkan diri sendiri. Memang benar kata orang apapun yang berlebihan selalu tak baik (termasuk kelebihan semangat).

Sudah 2 hari aku dirawat di rumah sakit. Sepertinya rumah sakit ini sayang padaku sampai-sampai aku tak boleh pulang. Kata dokter beliau ingin memastikan keadaanku benar-benar pulih ditambah lagi aku terkena anemia, sehingga aku harus dirawat cukup intensif. Tiba-tiba pintu ruanganku dirawat terbuka. Ternyata Gery datang menjengukku bersama istrinya Winda. Ya kini Gery telah menikah dengan Winda (mereka sudah pacaran dari SMP kelas 3) waktu itu aku tak sempat datang ke perkawinannya akibat kesibukanku. Aku benar-benar malu.

“gimana keadaan loe Ric?? Sory ya gue baru tahu karang loe di RS..” katanya.

“Gak apa Ger,, sory juga ya ague gak datang pas loe merried, gue bener-bener malu sama loe..” kataku.

“nyante ja sob,, gue ngerti.. lo kan sudah kayak artis karang, jadi pasti bakal sibuk,, hehehehe” kata Gery.

“ada aja loe.. gue masih demen jadi orang biasa aja.. loe liat sendiri keadaan gue Ger, udah gak berdaya di rumah sakit…” kataku.

“Nah tuh dia kesempatan loe buat istirahat.. Kan bagus loe ditemenin suster-suster yang cantik.. siapa tahu loe bias kacantol sama salah satu susternya.. wkakaakakaakakak” guraunya.

“ada aja loe Ger.. bener juga sieh… asal gak Suster Ngesot aja yang demen ama gue.. heheheeh” kataku.

Kita banyak bercanda sampe-sampe aku dibuatnya tertawa terbahak-bahak. Memang beruntung aku memilki sahabat seperti Gery di saat aku sakit seperti ini. Paling tidak dia buat aku tidak jenuh dan bosan di rumah sakit.

Akhirnya setelah hampir satu minggu aku bisa keluar dari Rumah Sakit yang membosankan. Dari pengalaman itu aku mulai memilah-milah kesibukan yang aku ambil. Ya sekarang aku mengerti pentingnya arti KESEHATAN. Kalau tidak sehat bagaimana buat kerja???

Hari ini aku akan menghadiri pesta pembukaan Mall terbaru di Surabaya. Ya karena perusahaan penerbitku pemiliknya juga seorang pengusaha ritel yang cukup terkenal di kalangan pengusaha. Untungnya kali ini badanku bisa fit hari ini, jarang-jarang aku bisa menghadiri pesta semewah ini. Dipenuhi makanan enak, wanita yang cantik-cantik (bahkan ada artis Julia Perez) sungguh sangat menggoda (menggoda iman sih). Sejenak aku terpukau dengan semua yang ada, tanpa sadar Pak Wahyu membuyarkan rasa terpukauku.

“Hay Ric, (sambil menepukan tangannya di pundakku)”

“Aduh Pak Wahyu nie bikin kaget saja, Ada apa Pak sampai bkin saya kaget??” tanyaku.

“Gak.. saya cuma pengen mengenalkan pada Pak Eric salah satu penulis novel dari penerbit kita juga…” kata Pak Wahyu.

Lalu Pak Wahyu memanggil orang tersebut. Ternyata seseorang wanita yang sangat cantik.

“Nah ini dia penulis yang aku ceritakan padamu Yin…” kata Pak Wahyu.

“Ohh ini??? Perkenalkan nama saya Megita Suryawati panggil saja Ayin biar lebih akrab” kata Wanita terebut.

Siapa sebenarnya Ayin???



To Be continue,,,,,,,,,

0 komentar:

Posting Komentar