Sabtu, 11 September 2010

// // 1 comment

Kisah Cinta Sejati VII (The Last Of Love Story)

Jam alarm berbunyi. Padahal aku masih ingin tidur pagi ini. Aku pun terkaget karena hari ini Adalah hari Ulang Tahun Dian. Aku harus cepat-cepat mengambil kue coklat di Toko. Ya ampun ini sudah jam 7 pagi. Sedangkan aku masih belum mandi. Dengan cepat aku mandi dan membereskan tempat tidur. Tinggal sendiri di kontrakan membuat aku harus mandiri. Tiba-tiba Handphone berbunyi ketika aku mengenakan pakaian. Ternyata yang menelepon adalah Dian.
“Halo…… Desma… kamu lagi dimana??” kata Dian.
“Aku masih di rumah nie….. sory ya aku baru bangun nie say..” kataku.
“Ya ampunn aku sudah menunggu kamu dari tadi di rumah… dasar.. ya udah cepetan ya…” katanya.
“Ya ya… love you honey…” kataku.
“love you too Sweety” balasnya.
Aku pun cepat-cepat menuju rumah Dian. Tapi sebelum itu aku harus mengambil Kue coklat yang aku pesan di Toko Coklat “D’cokolat” tampak salah satu karyawan disana.
“Pagi…….” Sapa karyawan itu.
“Pagi juga.. oh mas.. 2 hari yang lalu saya pesan Kue coklat disini.. Apa sudah selesai??” kataku.
“Tunggu saya lihat dulu.. atas nama siapa???” tanya karyawan tersebut.
“Desmawan..” jawabku.
“emhhhh tunggu sebentar ya Pak.. (Karyawan terebut kebalakang mengambil Kue yang telah aku pesan) ini Pak Kuenya… semuanya 150 ribu..”
“Ya terima kasih (Sambil aku memberi uang)” kataku.
“Ya mari….” Jawab karyawan tersebut.
Aku pun dengan cepat menuju rumah Dian. Dengan menggunakan motor aku menuju rumahnya. Akhirnya sampai juga walau agak terburu-buru. Aku pun menyuruh Dian membuka pintu.
“Surprise….. Selamat ulang tahun ya Dian…” kataku.
“Desma…. I love you so much…. (sambil menciumku).. thank ya… aku kira mau ngapaen ke rumahku..” katanya.
“hehehehhehe aku cuma ngasi surprise aja.. Oh ya sayang… aku ingin bicara denganmu..” kataku.
“Bicara apa sayang??? Apakah ada hal yang begitu penting…??” katanya.
Aku dan Dian pun bercakap-cakap. Hari ini aku ingin pergi ke Kalimantan. Sebenarnya aku tak ingin ke sana. Tapi tanggung jawabku sebagai senior Suvervisor di perusahaanku memaksaku mau tidak mau aku harus melaksanakannya. Dian pun tidak keberatan dengan keberangkatanku ke sana.
“Oh, gitu.. ya tidak apa-apa seih kalau Sayang mau ke sana, tapi janji harus balik lagi kemari ya.. ??” katanya.
“Tentu saja.. aku pasti bakal balik…Buat kamu… aku janji…” kataku.
“Sayang… aku Cinta banget sama kamu…”
“Ya aku juga cinta Sama kamu.. heheeh” kataku.
Akhirnya dengan ciuman perpisahan kita pun berpisah. Aku berharap ini bukan kali terakhir aku berpisah dengan kekasihku.

Di bandara aku tengah menunggu penerbangan. Tampaknya semua akan lancar saja. Aku yakin aku bisa melaksanakan tugasku dengan baik. Tampaknya baru saja jadwal penerbanganku diumumkan. Rasanya senang sekali naik pesawat gratis dari perusahaan. Akhirnya aku harus meninggalkan Bali menuju Kalimantan. Di dalam pesawat tampaknya nyaman sekali. Aku pun tertidur dalam pesawat. Entah beberapa jam kemudian tiba-tiba ada suara keras dalam pesawat. Aku terbangun dan kaget. Semua tampak panik dalam pesawat.
“Perhatian pada seluruh penumpang untuk mengenakan pelampung. Pesawat akan segara jatuh” kata Pilot dengan speaker.
Aku pun terkaget. Aku cepat-cepat mengenakan pelampung, namun kemiringan pesawat yang jatuh membuat aku kesulitan. Di saat seperti ini aku berpikir aku tak akan bisa memenuhi janjiku pada Dian. Kemudian pesawat pun terjatuh, menabrak lautan. Air masuk dengan cepat kedalam kabin pesawat. Aku berusaha keluar dengan pintu darurat. Semua penumpang tampak panik dan keluar berhamburan. Aku terjun ke air. Aku tahu ini akan menjadi sangat buruk. Aku terkaget mesin turbin pesawat masih hidup. Dan menghisap air. Aku tahu jika aku mendekat ke sana, habislah diriku. Aku berusaha berenang sejauh mungkin dari pesawat hingga akhirnya aku bisa sedikit bernafas lega.

Setelah aku selamat, ternyata banyak penumpang yang tidak bisa berenang. Aku melihat banyak mayat yang tenggelam. Aku tak tahu aku ada di mana saat ini. Yang aku tahu sebuah lautan yang sangat luas. Sepertinya aku hanya bisa menunggu sambil menunggu tim SAR datang. Aku harap bisa kembali bertemu dengan Dian. Aku sudah berjanji padanya.

Setelah lama aku menanti. 6 jam aku menunggu bantuan datang. Tampaknya beberapa korban yang selamat terus berteriak. Mereka tampak panik. Aku harus menyimpan tenagaku. Kalau aku ikut panik maka aku akan kelelahan dan pingsan. Aku ingat film yang aku tonton juga seperti itu.

Hari semakin gelap. Aku masih kuat untuk menunggu, entah kenapa bantuan belum tiba?? Aku hanya menunggu dan menunggu. Di saat seperti ini aku teringat akan Dian. Senyuman dia, tawanya aku tak ingin berkahir seperti ini. Aku tak ingin mengingkari janji dengan Dian. Kemudian aku melihat bintang di langit. Nampak begitu indah pada malam hari. Mungkin hanya ini hiburanku di saat seperti ini. Tanpa sadar badanku melemah. Aku berusaha untuk sadar. Kalau aku tak tersadar mungkin aku bisa pingsan. Aku berusaha mengingat hal-hal lucu agar aku bisa tersadar. Aku ingat dulu bagaimana aku bisa jadian dengan Dian. Sungguh lucu, aku mengatakan cintaku dengan sebuah bunga mawar curian dari kebun tetangga. Itu terpaksa aku lakukan karena uangku habis. Dian tertawa mengetahui hal itu dan menerima cintaku. Dia menyukai pengorbanan konyolku. Aku menangis mengingat hal itu. Andai saja aku menolak tawaran untuk ke Kalimantan aku tak mungkin seperti ini.

2 hari setelah kejadian itu. Tampaknya tubuhku sudah tak mampu bertahan. Aku haus dan lapar. Namun pikiranku berusaha melawan segalanya. Kaki tampak kaku dan tak mampu bergerak. Kini yang ada dalam pikiranku hanya Dian. Janjiku untuk kembali padanya. Aku harus bertahan. Kenapa tak ada yang Tim SAR datang. Dalam diriku muncul amarah, kesedihan, penyesalan, semuanya. Akan tetapi itu tak dapat mengubah kenyataan. Aku melihat sekelilingku tampaknya banyak yang sudah menyerah. Bahkan sudah menjadi mayat.

Entah berapa hari aku berada dilautan ini. Tiba-tiba hujan turun dari, aku semula yang tak tahan lagi. Bisa menikmati air hujan. Aku bisa meminumnya. Aku bersyukur rasa dahagaku bisa berkurang. Aku harus bertahan. Entah beberapa jam kemudian. Tiba-tiba ada kapal nelayan yang aku lihat. Aku mencoba berteriak. Namun suaraku habis karena aku tubuhku lemas. Apa yang harus aku lakukan?? Nampaknya nelayan itu tak menyadari kehadiranku. Jaraknya cukup jauh. Aku terus berusaha berteriak. Namun suaraku tak mampu keluar. Aku berdoa pada Tuhan. Aku hanya bisa berdoa. Tiba-tiba tubuh kaku. Tak mampu lagi untuk bertahan. Sepertinya ini akhir hidupku. Apakah aku akan mati dan mengingkari janji Dian????

Aku tak tahu aku di mana?? Gelap sekali, aku melihat Dian dalam kegelapanku. Dia begitu bercahaya. Aku ingat aku harus menepati janjiku pada Dian.
“aku pasti kembali Dian, aku Janji… aku pasti kembali.. untuk bersamamu lagi..” kataku dalam gelap tersebut.
Akhirnya cahaya silau mulai menyinariku. Aku tak tahu apa itu. Tampak ada yang memanggilku. Entah aku ada dimana sesuatu yang hangat dan nyaman.

Tiba-tiba aku melihat langit-langit rumah. Aku pun terbangun. Entah aku ada dimana?? Aku berada seperti di rumah sakit. Suster yang berada di dekat sana pun berlari keluar. Memanggil Dokter yang merawatku. Kemudian dokter datang tuk memeriksa keadaanku.
“Dok.. sudah berapa lama saya pingsan??”
“sudah 5 hari sejak anda diselamatkan nelaya setempat.. sebaiknya anda beristirahat dulu. Tubuh anda masih lemah untuk bergerak..” kata dokter tersebut.
“ya baik dok..” kataku.
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Banyak wartawan masuk datang menemuiku. Aku dicerca pertanyaan oleh seluruh wartawan tersebut. Aku tampak kebingungan dengan semua yang terjadi. Hingga akhirnya dokter memerintahkan itu mengusir wartawan tersebut.

Setelah beberapa hari dirawat aku diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tampaknya pihak perusahaan tempatku bekerja telah menyiapkan semua. Dari akomodasi hingga perjalananku pulang ke rumah. Semua nampaknya berjalan lancar. Hingga pada akhirnya aku sampai di Bali. Aku berharap bisa bertemu dengan Dian secepatnya. Namun aku mendengar kabar yang sangat aku tak percaya. Ketika aku sampai di rumahnya tampak orang tuanya membukakan pintu untukku.
“Maaf Bu… Diannya ada???” kataku.
Tiba-tiba Ibu Dian menangis. Aku tak mengerti apa yang terjadi. Hingga pada akhirnya aku mengetahui Dian telah meninggal bunuh diri. Karena melihat berita kecelakaan tersebut. Aku hanya bisa terdiam mendengar hal itu. Aku tak bisa berkata lagi. Aku pun menuju makam Dian. Di tengah guyuran hujan aku memandang makam Dian. Aku menangis dalam kesedihanku.
“Dian…. Aku sudah menepati janji aku untuk kembali… kenapa kamu pergi???? Kenapa??” kataku.
Aku terus meratapi semua yang terjadi. Semua tampak tak bisa aku percaya. Tak hentinya Tuhan memberi aku cobaan.

Setelah semua kejadian itu rasanya aku tak bersemangat lagi menjalani hari-hariku. Aku meminta cuti selama 1 bulan dari pekerjaanku untuk menenangkan diri sekaligus beristirahat. Aku terus memikirkan janjiku pada Dian. Janjiku sudah aku tepati, namun sekarang itu tidak berarti. Ketika aku berada di toko coklat “D’cokolat”untuk minum coklat hangat, aku bertemu dengan pemilik toko tersebut. Kebetulan aku dan pemilik toko itu sudah lama kenal. Karena aku pelanggan di sana.
“Kenapa Desma??? Kamu tampak murung sekali. Akhir-akhir ini kamu hanya datang untuk minum coklat hangatnya saja. Biasanya selalu membeli kue di sini.” kata pemilik tersebut.
“Tidak ada apa-apa. Hanya saja ingin menyendiri, dan menenangkan pikiran.” kataku.
“Aku tahu semua berita tentangmu Desma. Aku turut berduka cinta atas semua kejadian yang menimpa kekasihmu…. Oh ya aku ingin mengatakan sesuatu padamu..” kata pemilik tersebut.
“Apa??”
“Sebelumnya aku pernah mengalami hal yang sama sepertimu. Hidup dalam kesedihan karena ditinggalkan oleh orang yang kita cintai. Memang sulit menerima semua itu. Namun dalam kehidupan ini menusia harus bisa menerima semua yang telah terjadi. Oh ya, aku punya resep coklat baru. Mungkin kamu ingin mencobanya??” kata pemilik toko tersebut.
Dia pun memberi aku sebuah makanan coklat dari resep terbarunya. Setelah aku mencobanya ternyata rasanya enak sekali.
“Sebenarnya coklat ini hanya 2 orang yang pernah mencobanya. Salah satunya Desma, dan salah satunya lagi… adalah kekasihmu.. Desma…” kata pemilik toko tersebut.
“Apa????”
“Dia mengatakan padaku bahwa coklat ini enak, dan dia ingin kau juga memakannya bersamanya… aku bertanya padanya apa arti coklat itu buatnya… dan dia mengatakan..”
Arti coklat ini adalah kebahagiaan.. walau warnanya gelap.. namun kalau dirasakan pasti akan terasa manis.. apa lagi dengan orang yang ku cintai..
Aku pun mendengar hal tersebut hanya bisa tersenyum dengan berlinang air mata. Maafkan aku Dian, aku harusnya bisa membahagiakanmu. Aku berjanji akan berusaha menemukan kebahagiaan untukmu yang selalu aku kenang… Dian.

TAMAT

1 komentar: