Kamis, 02 September 2010

// // Leave a Comment

Kisah Cinta Sejati IV

Kehilangan seorang belahan hati memang membuat hidupku berbeda. Sudah 5 tahun aku berusaha menjalani hidup sendiri. Sejak kematian Dinda, membuat aku sulit menjalani hidup. Walaupun aku pernah hampir mati sejak kehilangan dia. Namun aku berusaha menata hidupku lagi.

Tuhan memang sayang terhadapku. Aku berhasil membangun Bisnis Toko Coklat yang kuberi nama “D’cokolat”. Kenapa aku memilih coklat?? Karena aku ingat Dinda sangat suka coklat. Katanya coklat adalah pembawa kesenangan dan kebahagiaan. Toko yang aku miliki tidak besar. Namun jumlah coklatnya banyak. Untuk saat ini aku mempekerjakan 3 karyawan saja dan semuanya laki-laki. Beni, Hanz, dan Vino, mereka adalah karyawan yang sangat loyal terhadap Toko yang aku bangun.

6 bulan sejak beroperasinya Toko ini memang mengalami awal yang sulit. Tapi aku bisa mengatasinya. Semua berkat Karyawanku yang mempromosikan Toko ini. Aku memang sangat beruntung memiliki Karyawan seperti mereka yang sudah aku anggap sahabat sendiri. Walaupun kebanyakan dari mereka masih kuliah dan sekolah. Mereka dapat membagi waktu dengan baik.

Hari ini banyak pelanggan yang datang. Itu tentu saja karena beberapa minggu lagi akan ada Valentine Day. Hari dimana kasih dan cinta lahir. Tapi hari Valentine adalah hari dimana aku kan makam Dinda untuk memberinya coklat dan bunga. Itu sudah biasa aku lakukan. Terkadang aku sering ke makamnya untuk mengobrol. Suatu ketika aku sedang melayani pelanggan yang datang, tiba-tiba mataku dikejutkan dengan sosok wanita yang tak asing. Dia adalah Reyna, Sahabatku saat masih sekolah. Ini adalah kali pertama aku bertemu dia sejak aku kuliah di Jepang. Dia tampak cantik dan dewasa.
“Reyna?????” Sapaku.
“Rama?? Kenapa kamu ada disini” tanya Reyna.
“Ini Tokoku….” Kataku.
“Apa?? Yang benar??? Hebat sekarang kamu punya usaha… bagaimana kabarmu bersama Dinda??” tanya Reyna.
“Kabarku baik dan Dinda dia sudah tenang di Surga sana…” kataku.
“Maksdmu????????” tanya Reyna.
Aku pun menceritakan semua pada Reyna apa yang terjadi. Selama ini Reyna tak tahu apa yang terjadi padaku karena dia kuliah di Singapura. Kuliah 4 tahun di Singapura dan magang selama 1 Tahun. Pantas saja aku tak bisa menghubungi Reyna di Indonesia.
“Jadi seperti itu…” kata Reyna.
“Ya…. Sekarang aku berharap dengan usaha ini aku bisa menata hidupku lagi.” Kataku.
“Oh ya aku harus cepat-cepat pergi.. Sebentar lagi Tunangan aku kan datang dari Singapura..” katanya.
“Tunangan..?????” kataku.
“Ya.. kenapa???” Tanyanya.
“Tidak.. ohh ini coklatnya…” kataku.
“Terima kasih…. Aku pergi ya… tha…” katanya.
“Ya hati-hati ya…..” kataku.
Ternyata Reyna telah memiliki Tunangan. Kenapa aku merasa sedikit tidak gembira dia memiliki tunangan?? Apakah aku memiliki hati padanya?? Reyna sahabatku?? Aku tidak tahu apa yang aku rasakan.

Besoknya entah kenapa aku ingin menemui Reyna. Semoga saja dia ada di rumahnya. Aku pun pergi menuju rumahnya. Akhirnya aku menemui Reyna sedang duduk di teras.
“Hey Reyna..!!???” sapaku.
“Rama… kenapa kamu pagi-pagi kesini???” tanyanya.
“Ya.. aku pengen saja ke sini… Oh ya kamu lagi sibuk???” tanyaku.
“Gak juga sieh… emang kenapa??” tanya Reyna.
“Gimana kalau kita makan keluar sebentar?? Ya sekalian ingin ngobrol-ngobrol masa lalu..” kataku.
“Boleh juga… tunggu sebentar ya aku ganti baju…. Okay” kata Reyna.
“Ya………..” jawabku.
Akhirnya kita pun pergi makan berdua. Sudah lama aku dan Reyna tak pergi berdua. Aku baru menyadari waktuku buat jalan berdua hanya bersama Dinda. Semakin lama getar-getar seperti Dinda terasa pada Reyna. Aku tak tahu apakah Reyna masih memiliki rasa padaku??? Hanya dia dan Tuhan yang tahu. Setelah makan, aku pun mengantarnya kembali ke rumah.
“Makasi ya udah ngajakin aku makan bareng..” kata Reyna.
“Ya… Reyna ada yang ingin aku tanyakan padamu..” Kataku.
“Apa Rama???” tanyanya.
“Apakah kau masih ada perasaan terhadapku???” Tanyaku.
“………. Rama.. kalau aku boleh jujur.. aku masih sayang padamu.. tapi aku sudah bertunangan.. dan pas pada hari Valentine aku kan melangsungkan pernikahan..” katanya.
“Jadi begitu….. heheheheh padahal aku berharap kau bisa bersamaku.. rupanya takdir berkata lain..” kataku.
“Rama……. Maafkan aku..” katanya.
“Tidak apa-apa… selamat ya.. oh ya.. sekarang aku harus ke Toko… sampai jumpa ya..” kataku.
“Ya…” jawabnya.
Setelah aku mengetahui dia akan menikah kenapa hati ini tidak rela?? Apa yang sebenarnya aku rasakan?? Mengapa aku teriris mendengar itu semua??

Beberapa hari kemudian surat undangan pun datang. Aku menerima surat undangan lewat ibuku. Reyna akan menikah dengan tunangannya 2 hari lagi. Kenapa di hari bahagiannya aku tak merasa senang.
“Akhirnya Reyna menikah juga ya… Ibu cukup senang dia akhirnya menemukan lelaki pilihannya..” kata ibuku.
“Ya……..” kayaku.
“Kenapa Nak?? Kenapa wajahmu sepertinya tidak bahagia dengan berita tersebut??” tanya ibuku.
“Aku tidak tahu Bu… Entah kenapa aku tidak bahagia dengan berita ini??.. padahal Reyna adalah sahabatku…” kataku.
“Itu tandanya Rama mencintai dia…. Sejak kematian Dinda, tidak sekalipun Ibu melihat Rama berhubungan dengan wanita lain… Terlelap dengan masa lalu akhirnya akan melupakan hidup sendiri…”
Benar yang dikatakan Ibu. Selama ini aku hanya terpaku pada Dinda. Aku hanya melihat Dinda yang paling sempurna dalam hidupku. Aku tak menyadari kehadiran Reyna selama ini. Kenapa aku Bodoh sekali.

Malam ini aku berencana menemui Reyna. Aku menelpon dia dan menyuruhnya datang ke taman kota. Akhirnya Reyna pun datang.
“Kenapa Rama???.. apa yang ingin kamu bicarakan…” kata Reyna.
“Aku…. Aku… … Aku menyadari betapa beratnya kehilangan orang yang disayangi. Aku telah kehilangan Dinda yang sangat aku cintai. Aku menutup diri dalam hatiku. Karena terpaku pada Dinda. Namun kali ini aku harus kehilangan seseorang lagi dalam hidupku. Walau aku tahu dia masih ada, namun dia kan bersama orang yang dicintainya, bukan bersamaku…” kataku.
“Maksudnya??” tanya Reyna.
“Jauh di dasar hatiku.. aku sayang padamu.. dan aku tak sanggup harus melihatmu bersama dia… Mungkin ini ungkapan yang konyol dan sangat bodoh, tapi aku tak ingin terlambat. Terlambat menyadari kau bisa membuat aku kuat seperti dulu. (aku pun bersujud didepannya) Reyna.. aku mohon.. aku tahu ini tidak mungkin dan ini sangat bodoh. Tapi aku mencintaimu… aku mohon hiduplah bersamaku…” kataku.
“Rama….” katanya.
Reyna pun berlari menitikan air mata. Meninggalkanku yang bersujud dihadapannya. Aku merasa diriku sangat bodoh. Tapi aku lega bisa mengatakannya. Aku tahu apa yang telah aku katakan padany tak mungkin terwujud.

Hari ini adalah hari Valentine. Hari di mana Reyna akan menikah. Aku tak menghadiri pernikahan itu. Aku rasa aku tak sanggup melihatnya. Aku pun seperti biasa membuka toko dan membantu karyawan-karyawan di toko. Aku berusaha untuk menahan kesedihanku. Aku tak ingin ada yang melihatku bersedih. Sambil duduk di meja aku pun melihat foto-foto bersama teman-teman Sekolah dulu. Dalam foto tersebut terdapat Reyna. Aku berpikir betapa menyenangkan waktu itu. Tapi mungkin tidak akan bisa seperti itu. Tiba-tiba Vino memanggilku.
“Pak…!! Pak….! ada yang mencari Pak…!!” kata Vino.
“Kenapa Vino?? Siapa yang mencari aku…??” Tanyaku.
“Pokoknya lihat dulu Pak…” kata Vino.
Aku pun keluar dari ruanganku dan menuju bagian depan toko. Ternyata di sana ada Reyna menggunakan pakiaan Pengantin. Aku sontak kaget dengan apa yang aku lihat.
“Reyna… kenapa kamu di sini?? Bukankah kamu harusnya menikah Reyna??” tanyaku.
“Rama… selama ini.. aku selalu memikirkan kamu, walaupun aku bersama orang lain, dan berusaha mencari penggantimu… Aku tetap saja tidak bisa mengganti kamu Rama. Kamu cinta pertama aku.. dan akan selalu seperti itu. Aku ingin hidup bersamamu, Rama” katanya.
“Reyna……….” kataku.
Aku pun memeluk Reyna. Aku pun menangis mendengar semua itu. Ini adalah tangisan kebahagiaan. Bersama orang yang bisa membuat aku bangkit dalam hidupku. Semua orang di sana bertepuk tangan. Melihat cinta yang baru telah hadir dalam hidupku. Walaupun selama ini tak pernah aku sadari. Terima kasih Cinta.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar