Rabu, 01 September 2010

// // 1 comment

Kisah Cinta Sejati III

Pagi yang sangat enak. Sayangnya, aku harus bersekolah hari ini. Aku sangat berharap aku mendapat hari libur. Ya tapi bagaimana pun, aku harus bersekolah untuk melanjutkan lagi ke perguruan tinggi. Seperti biasa yang dilakukan anak-anak pada umumnya. Aku membersihkan kamar setelah tidur. Sebenarnya aku malas, tapi kalau tidak dilakukan aku bisa “UUD” dari Ibu. Tapi walau bagitu Ibuku sangatlah kuat. Sejak kepergian ayah 5 tahun yang lalu, praktis Ibuku yang membiayai semua kebutuhan rumah termasuk sekolahku.

Pagi ini sepertinya akan berjalan sangat lama karena banyak ulangan. Pasti bisa menguras otak dan tenagaku. Tapi untunglah aku sudha mempersiapkan semuanya. Termasuk contekan dalam bentuk kertas mini. Ya cara ini terpaksa aku lakukan karena aku tidaklah pintar. Sungguh bodohnya diriku. Namun bukan berarti aku tidak kehabisan akal. Seperti biasa menggunakan terhnik-tehnik contekan jitu untuk menaklukan ulangan. Berbagai macam kertas-kertas berisi jawaban telah aku sisipkan di semua celah-celah bajuku. Tak terkecuali di kaos kakiku.

Ulangan pun selesai. Sungguh melelahkan. Ya sangat melelahkan walau aku hanya menyontek. Aku ingat hari ini aku harus ketemu dengan Pak Rama, beliau adalah pemilik toko coklat dan aku bekerja sampingan menjadi sales counter di sana. Dengan cepat aku pun menuju toko coklat tersebut. Nama toko coklat itu sangat aneh “D’cokolat” tapi yang terpenting bukan nama. Aku harus cepat karena aku hari ini gajian setelah 1 bulan aku bekerja disana.
“Selamat pagi Pak…… “ kataku setelah sampai.
“Ohhhh Vino… tumben telat…. “ Kata Pak Rama menyapaku.
“Maaf Pak tadi ada ulangan makanya lama… “ Kataku.
“Ya tidak apa-apa, Nie uang gaji kamu selama 1 bulan. “ Kata Pak Rama sambil memberi amplop.
“Terima kasih Pak.. eeemhhhh wah Pak ini lebih Pak….. “Kataku.
“Ya tidak apa-apa, anggap saja untuk membiayai sekolahmu…” Kata Pak rama.
“Terima kasih pak… kalau begitu saya ganti baju dulu Pak… “ Kataku.
“Ya sudah sana cepat… sekarang malam minggu kemungkinan banyak pelanggan yang datang.. saya ingin pulang dulu… “ Kata Pak Rama.
“Baik Pak…” Jawabku.
Pak Rama memang sangat baik. Tapi bukan hanya kepadaku, tapi pada seluruh karyawan disini. Tempatku bekerja memang hanya ada 3 orang karyawan termasuk aku. Yang pertama bernama Beni, dia yang paling senior disini. Dia cukup menyenangkan orangnya dan memiliki selera humor yang tinggi. Yang kedua bernama Hanz. Dia ini orangnya sangat murah senyum. Dan terkadang sangat manis. Jadi tak usah heran jika banyak wanita kesini datang hanya ingin melihat Hanz. Toko coklat ini telah 3 tahun berdiri. Kebanyakan coklat disini datang dari distributor, tapi jarang juga Pak Rama sendiri yang membuatnya. Motto Toko ini adalah “rasakan dengan cinta”. Aku tak paham kenapa Motto coklat itu harus seperti itu???

Ternyata benar apa yang di katakan Pak Rama. Hari ini sangat banyak pelanggan. Aku benar-benar kewalahan. Hingga pada akhirnya sudah mendekati jam tutup. Akhirnya sepi juga setelah “diserbu” pelanggan. Sungguh melelahkan.
“Hari ini sungguh rame ya??” kataku.
“Ya begitulah ayoo kita tutup dulu ….” Kata Beni.
“Aduhhh aku capek banget bisakah kita berisitirahat sambil minum sebentar???” kataku.
“Vino…. Jangan mengeluh terus.. ayo bantu aku dan Beni tutup….!!” Kata Hanz.
“Ya ya ya……..” Jawabku.
Setelah menutup toko, kita pun kembali ke rumah masing-masing untuk. Dalam perjalanan pulang dengan mengggunakan sepeda aku tak sengaja melihat wanita yang berdiri di samping jembatan. Sontak aku kaget dan langsung menghampiri wanita tersebut.
“Hey…!!! apa yang kamu lakukan????” tanyaku.
“Tidak ada lagi yang peduli padaku. Tidak ada gunanya aku hidup… sekarang aku hanya sendiri…” kata wanita tersebut.
“Hey…!! Jangan bertindak bodoh… kalau mati semuanya berakhir..!!!” kataku sambil perlahan mendekatinya.
“Berakhir…???? Semua sudah berakhir bagiku….” Kata wanita tersebut sambil mengambil ancang-ancang untuk melompat.
“Tidak ada yang berakhir kalau masih berusaha…. Jadi jangan siakan hidupmu untuk hal yang bodoh..!!” Kataku.
“Diam…!!!!!!!!! Kamu tidak tahu apa-apa!! Jadi jangan menceramahiku.,!!!!!” kata wanita tersebut.
Tampaknya wanita itu akan melompat di saat dia lengah, aku pun menagkapnya. Aku pun terjatuh menangkapnya. Dalam tangkapanku dia meronta-meronta.
“Biarkan aku mati..!!! Please biarkan aku mati…!! Huuuuuuuuuuuhuuuuuuu” kata wanita tersebut sambil menangis.
“Kalau kau mati!!! Apakah semua tampak lebih baik??? Manusia yang hanya bisa menyerah, itu manusia Pecundang…!!!” kataku.
Lalu ia terdiam, setelah mendengar kata-kataku. Dalam waktu yang lama kami terdiam. Pada akhirnya kami saling berbicara. Namanya Yunita dia melakukan itu karena dia telah di tinggal kekasihnya. Setelah Yunita menggugurkan kandungannya hasil perbuatan kekasihnya, dia pun dicampakan. Aku sungguh merasa tersentuh dengan ceritanya. Kenapa wanita secantik ini tega dicampakan?? Sungguh bodoh lelaki itu. Kemudian setelah selesai bercerita aku mengantarnya pulang. Ternyata rumahnya cukup dengan rumahku. Kemudian ia mengucapkan terima kasih padaku atas perbuatannya.

Seminggu setelah kejadian aku menolong wanita tersebut. Aku terus memikirkannya, entah apa yang membuat aku terus memikirkannya. Di kelas pun aku hanya terbengong saja. Tentu saja teman-teman se-kelas merasa heran atas sikapku hari ini. Bel pun berbunyi, saatnya pelajaran membosankan akan dimulai. Namun ada yang tampak berbeda hari ini, karena Pak Surya, guru yang biasanya datang cepat hari ini sangat lama. KemudianPak Surya pun datang, tapi ternyata dia tidak sendiri. Pak surya datang dengan membawa murid baru, namun Murid baru tersebut tidak asing di mataku. Ternyata itu adalah wanita yang aku tolong waktu itu. Ya ampun, kenapa ia bisa bersekolah di sini??
“Anak-anak… hari ini kita kedatangan siswa baru.. nah Nak perkenalkan namamu..” kata Pak Surya.
“Selamat pagi.. perkenalkan, namaku Yunita, pindahan dari Bandung… salam kenal…” kata Yunita.
“Ya anak-anak.. itu perkenalan singkat dari Yunita.. kalau mau tanya lebih lanjut saat jam istirahat saja…. Emmhhh Vino..! kursi sebelahmu kan kosong jadi yunita duduk dekat kamu saja..” kata Pak Surya.
“Ehhhh ya ya Pak…..” Kataku kaget.
Akhirnya Yunita pun duduk disebelahku. Aku tak menyangka akn duduk bersebelahan dengan wanita yang aku tolong. Yunita tampaknya cuek saja duduk dekat aku. Apa dia mengingat aku ya????

Jam istirahat pun berbunyi. Aku harus bisa bicara dengan Yunita, kemudian menanyakan keadaannya. Setalah- aku cari-cari akhirnya aku menemukan Yunita di perpustakaan.
“Yunita.??. “ sapaku.
“Ya.. ada apa???” Jawabnya.
“emhhh kamu masih ingat aku??” Tanyaku.
“Ya masih… emhhh terima kasih ya sudah menolongku waktu itu… “ Katanya.
“Ya gak perlu terima kasih, udah sewajar seperti itu…” kataku.
“Tapi tetap saja aku harus berterimakasih karena aku melakukan hal yang sangat bodoh waktu itu.. emmhhh sebagai ucapan terima kasih aku.. aku traktir makan di kantin ya??? Katanya.
“Emhhh boleh juga… “ jawabku.
Sejak saat itu aku dan Yunita makin dekat. Kita makin sering ngoborl dan curhat. Tak jarang kami jalan berdua. Bahkan terlihat seperti sepasang kekasih. Memang tak bisa aku pungkiri ada getar dalam dadaku saat aku berdekatan dengannya. Dia wanita yang baik, ramah dan selalu membantu aku. Dia juga cukup pintar di sekolah, tak jarang dia selalu mendukung aku dalam belajar. Memang benar kata-kata orang. Cinta dapat membuat seseorang berubah. Aku dulu yang malas belajar dan tukang contek, sekarang jadi sangat rajin belajar. Ini semua berkat Yunita.

Sudah 2 bulan aku berdekatan dengan Yunita. Selama 2 bulan tersebut dia dalam singkat telah mengubah hidupku. Walaupun aku dekat dengan Yunita namun aku masih menunggu waktu yang tepat mengungkapkan perasaanku padanya. Hari minggu kebetulan Yunita mengajakku untuk mencari tugas sekolah. Aku rasa ini moment yang pas bagiku untuk menyatakan perasaanku padanya. Akirnya hari yang ditunggu pun tiba. Aku dan Yunita pergi bersama mencari tugas sekolah. Setelah kita selesai mencari tugas, kita pun memutuskan untuk mencari tempat makan siang. Saat aku dan Yunita telah selesai makan kita pun ngobrol-ngobrol tentang tugas yang kita cari.
“Ada-ada aja Pak Surya disuruh nyari tugas…. Huuftt capek…” kata Yunita.
“Ya tapi kan sudah kita dapatkan …. Kamu capek kenapa?? Masa jalan ma aku capek?? Heheheh” kataku.
“Ya aku capek aja.. alnya cuaca akhir-akhir nie panas banget.” Katanya.
“Ya seih….. eeemmhh Yunita aku boleh tanya gak??” tanyaku.
“Apa Vino???” katanya.
“Menurut kamu aku cowok yang kayak gimana???” tanyaku.
“Menurut aku.. kamu tuh cowok yang baik.. perhatian dan…..??” katanya
“Dan apa???” tanyaku meneruskan perkataannya.
“Dan ganteng… hahahahhahahah” Katanya sambil tertawa.
“Ya iyalah …. Eemhhh Yunita… Mungkin kata-kataku ini gak romantis ya.. dan aku emang bukan cowok yang seperti kamu mau.. tapi aku pengen jalani hari-hariku bersama kamu..” kataku.
“Maksdnya????” tanya Yunita.
“ehhhh aku……. Sayang.. kamu……………” Kataku dengan grogi.
“Hahahahahahhaahhahahah” Tertawa yunita.
“Kok ketawa…????????????????????????” Tanyaku.
“Kamu tuh cowok yang nembak aku dengan cara yang paling teraneh.. emang gak ada sedikit spesial??? Hahahaahahahaha…. Hahahaahahah….” Katanya sambil tertawa.
“Ya aku tahu… aku emang aneh…” Kataku.
“Tapi aku juga gak bisa nolak kalau aku harus ikut hari-harimu bersama aku..” kata Yunita.
“Haaahhh maksudnya???” Tanyaku.
“Maksudnya udah jelaskan……. Huuffftt” kata Yunita.
“Jadi kamu mau jadi Pacarku???” tanyaku.
“Ya………………. Aku mau Vino……” kata Yunita.
Aku pun bersorak gembira. Aku tak menyangka Yunita menerima aku menjadi kekasihnya. Hingga saat pulang pun kita ketawa-ketawa. Akhirnya hari-hariku dipenuhi oleh senyum, tawa, dan kasih Yunita. Sungguh senang aku bisa memiliki Yunita.

Tanpa disadari aku dan Yunita telah 1 tahun menjalani hubungan ini. Sudah banyak yang kita lalui. Tanpa aku sadari pula, nilai ulanganku semakin bagus, ini berkata Yunita yang selalu sabar mengajariku belajar. Aku memang tak memiliki otak yang cerdas seperti Yunita, namun aku berusaha keras agar aku bisa menjadi kekasih yang dapat dibanggakan. Keluargaku sangat mendukung hubungan aku dengan Yunita, begitu pula keluarganya yang sangat mendukung hunbungan ini. Walaupun Yunita mempunyai masa lalu yang buruk tapi sangat mencintainya. Karena aku yakin manusia dicintai bukan dari masa lalunya, namun apa dia yang sekarang.

Suatu hari aku ingin mengajak Yunita untuk jalan-jalan ke pusat kota. Kebetulan liburan semester I membuat aku punya waktu bersama Yunita. Setelah selesai dari kerja pagi di toko. Aku pun menjemput Yunita untuk jalan-jalan. Saat aku dan Yunita jalan-jalan Yunita tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“Yun?? Kenapa???” tanyaku. Tiba-tiba aku melihat Yunita memandang sesuatu. Seorang laki-laki yang juga memandangnya. Aku tak tahu siapa lelaki itu?? Kanapa dia memangdang Yunita dengan tatapan yang seperti sudah lama mengenal. Tiba-tiba Yunita berlari. Aku pun mengejarnya. Sayangnya di keramaian aku tak bisa mengejarnya. Ke mana perginya Yunita?? Sampai malam aku mencarinya. Sampai akhirnya aku menemukan dia taman kota.
“Yunita… kamu ke mana aja?? Aku khawatir mencarimu….” Tanyaku.
“Aku gak kemana-mana Vino… ….” Jawabnya.
“Kenapa Yun??? Kamu seperti itu???” Tanyaku.
“Aku tadi bertemu dengan mantanku.. Pria itulah yang menghamiliku waktu dulu Vino… “ kata Yunita.
“Yun… Apakah kamu masih mencintai dia????” tanyaku.
“Aku….. aku….” Kata Yunita terbata-bata.
“Baiklah… jika kamu masih mecintai dia… aku kan pergi….” Kataku.
“Vino?? Kenapa seperti itu??” tanya Yunita.
“Tidak ada gunanya kita melanjutkan hubungan ini… jika kamu tidak mencintai aku… Ya udah kita pulang dulu…. Ayoo sudah malam” kataku.
Aku pun mengantar Yunita pulang. Kami berdua terdiam. Aku sebenarnya sangat mencintai Yunita. Namun aku juga tidak ingin menjalani hubungan ini dibalik bayang-bayang kekasihnya dulu.

Sejak kejadian itu aku dan Yunita mulai jarang berkomunikasi. Selama liburan semester aku dan Yunita tidak sms mau pun telepon. Saat aku bekerja aku hanya bengong saja. Kemudian Pak Rama melihatku lalu memanggilku.
“Ya Pak?? Kenapa Pak??” tanyaku.
“ kamu kenapa Vino?? Akhir-akhir ini kamu hanya bengong saja?? Apa kamu ada masalah??” kata Pak Rama.
“Tidak Pak… saya baik-baik saja pak… terima kasih atas perhatian Bapak” kataku.
“Aku tahu kamu ada masalah, kalau masalah cinta bilang saja…” kata Pak Rama.
“Kok Bapak bisa tahu????” Tanyaku.
“Tentu saja aku tahu… kamu pikir aku tak pernah seusiamu???” kata Pak Rama.
“Sebenarnya saya punya masalah seih pak… tapi…..” kataku terputus.
“Tapi apa????” Tanya Pak Rama.
“Tapi orang ya saya cintai masih mengingat masa lalunya… saya tak ingin hanya menjadi sebagai cinta sesaat saja bagi dia… kita sudah 1 tahun berpacaran… tapi dia masih belum bisa melupakan kekasihnya dulu…” kataku.
“Vino… Apakah kau benar-benar mencintai dia??” tanya Pak Rama.
“Tentu saja Pak…. Kenapa bapak menanyakan hal itu???” kataku.
“Jika kamu mencintai dia kejarlah dia… Dapatkan hatinya dengan seluruh yang kamu miliki?? Seharusnya kamu tidak menyerah untuk mencintai dia.. karena menyerah dalam cinta.. itu hal yang paling memalukan untuk laki-laki. Aku yakin, kelak dia pasti mengerti semua yang ada di hati kamu. Saat dia menyadari betapa dia beruntung memiliki kamu….” Kata Pak Rama.
Setelah mendengar semua nasihat Pak Rama aku menyadari kekeliruanku selama ini. Kenapa aku menyerah untuk mendapatkan cinta Yunita?? Kemudian aku meminta izin pada Pak Rama untuk pergi menemui Yunita. Aku pun mengayuh sepeda ku dengan cepat menuju rumah Yunita. Tapi ketika aku sampai di rumahnya, ternyata keluarga Yunita tidak ada di rumah. Akhirnya tetangga disana memberi tahuku bahwa baru saja Yunita dan keluarganya pindah dari rumah tersebut. Mereka dikabarkan kan pindah ke Bandung. Aku pun tidak menyerah. Dengan cepat aku mengayuh sepeda ke Bandara. Dalam perjalanku ke bandara aku mengingat semua kenanganku bersama Yunita. Kenapa aku bodoh sekali??? Setelah sampai di Bandara. Aku mencari Yunita, aku berusaha masuk pintu menuju pesawat namun aku dihalangi satpam yang berjaga. Aku terus berteriak “Yunita..!! …. Yunita dimana kamu..” sehingga para pengunjung bandara mengira aku gila. Akhirnya aku menyerah mencari Yunita. Tanpa aku sadari air mataku jatuh. Aku telah melakukan hal yang bodoh selama ini. Aku telah menyerah dalam cinta. Dengan seluruh sisa kekuatanku aku pun kembali. Namun ada teriakan yang memanggilku. Sepertinya aku kenal, dan aku pun berbalik dan melihat Yunita.
“Yunita….???” Kataku.
“Vino……….. “ Katanya.
Kemudian kita pun berpelukan.
“Yunita… maafin aku selama ini.. aku tahu aku salah… Harusnya aku tidak menyerah saja.. harusnya aku mampu menjadi yang terbaik buat kamu…” kataku.
“Vino…. Aku juga minta maaf.. saat kamu meninggalkan aku, aku merasa kehilangan. Rasanya hati ini sepi banget.. aku sadar masa lalu tidak akan mengubah apapun. Cuma kamu yang mampu buat aku kuat dalam menjalani hari-hariku…”
“Yunita.. aku mencintai kamu…. Please jangan pergi..” kataku.
“Pergi??? Siapa yang pergi????” kata Yunita.
“Loeeehhh???? Bukannya kamu dan keluargamu akan pindah ke Bandung????” Kataku.
“ohhhhhhhhhh itu ayahku mau ke Bandung dinas di sana 1 Bulan bersama Ibu.. jadi aku ke sini Cuma mengantarkan saja,…. Naaahhhh pasti mikirnya aku yang pergi ya???? Heheheeh” kata Yunita.
“Dasar…. Aku kira kamu sungguh pergi….” Kataku.
Akhirnya aku dan Yunita kembali menjalin kasih. Kita berpelukan lama sekali di bandara sampai semua orang melihat kita berdua. Namanya juga saling cinta dunia serasa milik berdua.

2 tahun kemudian hubungan kami akhirnya menjadi bertunangan. Aku dan Yunita masuk di perguruan tinggi yang sama. Kenapa sama?? Kata Yunita seiiihh tidak ingin jauh dari aku(heheeheheeh). Hubungan yang bahagia memang tak lepas dari perjuangan serta pengorbanan. Walaupun pada akhirnya rasanya tak sanggup, tapi jangan menyerah dalam mendapatkan cinta. Karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini.


TAMAT

1 komentar: